Bab 5 Langit dan Bumi Tidak Berperasaan
天地不仁。以萬物為芻狗。
Langit dan bumi tidak berperasaan
seluruh yang ada di bumi diperlakukan seperti boneka anjing jerami
聖人不仁。以百性為芻狗。
Sheng Ren pun juga tidak berperasaan
rakyatnya juga diperlakukan seperti boneka anjing jerami
天地之間。其猶橐鑰乎。虛而不屈。動而愈出。
Di antara bumi dan langit
ibarat sebuah kantong penghembus angin
dalamnya hampa kosong tidak bisa ditaklukan
bila digerakan anginnya keluar terus tanpa henti
多言數窮。不如守中。
Banyak bicara banyak salah
lebih baik berdiam saja tidak bicara
Penjelasan
Lima ribu tahun lalu rakyat Tiongkok kuno memiliki tradisi menggunakan boneka anjing yang terbuat dari jerami sebagai salah satu sajian persembahan dalam ritual sembahyang sebagai pengganti persembahan anjing yang masih hidup. Setelah upacara ritual usai, boneka tersebut dibuang dan dibiarkan tergeletak di tanah. Ayat ini menimbulkan kontroversi karena disebutkan bahwa Langit dan Bumi itu 不仁 tidak berperasaan (tidak manusiawi). Padahal yang dimaksud di sini sebenarnya adalah memang alam ini memang tidak punya sifat manusia yang masih melibatkan kemelekatan terhadap perasaan dan emosi. Disebut tidak berperasaan dalam artian di sini adalah kosong, karena segala fenomena itu adalah wuwei. Alam ini tidak akan bertindak subyektif berdasarkan sentimen tertentu. Dalam hal ini ibarat seperti matahari yang menyinari bumi. Matahari tidak akan memilih menyinari orang-orang yang baik saja. Matahari memperlakukan semua orang sama, baik orang yang kaya atau miskin, orang yang baik maupun yang jahat. Inilah yang dimaksud dengan tidak berperasaan.
Ini juga sesuai dengan pencipta langit dan bumi yaitu Tao sebagai hukum alam yang tidak berwujud, tidak personal dan bukanlah sosok yang mempunyai emosi sehingga bisa timbul rasa sayang, rasa iba ataupun rasa apapun. Tao tidak akan subyektif sehingga memperlakukan siapa yang percaya kepadanya dan yang tidak percaya kepadanya secara berbeda. Tao tidak pernah mencampuri kebebasan (free will) semua mahluk hidup. Ini sama seperti dengan boneka anjing yang terbuat dari jerami yang dibiarkan tergeletak di tanah. Mereka tidak pernah dilarang untuk membunuh, mencuri, melakukan seks bebas, memperkosa, merokok, kecanduan narkoba, dll. Manusia bebas melakukan semua itu. Tapi walaupun manusia bebas melakukan apapun, di dunia ini ada hukum karma yang terus berjalan, di mana setiap perbuatan manusia apapun itu akan berbuah karma bagi mereka sendiri di kemudian hari. Inilah yang dimaksud dengan 不仁 tidak berperasaan. Dan Laozi juga berpendapat, seorang yang suci seharusnya juga bisa seperti Tao yang tidak berperasaan dalam artian tidak punya perasaan pribadi (suka atau tidak suka), tidak subyektif, tidak memihak, tidak mempunyai hati manusia dalam memimpin. Dalam hal ini, pemimpin yang baik tidak akan memaksakan atau membatasi rakyat yang dipimpinnya. Manusia yang dipimpinnya bebas melakukan apapun. Hanya bila ada orang yang melanggar hukum, hukum akan tetep berlaku dan mereka bisa dijerat hukuman.
Lao Zi juga menggambarkan Tao ini ibarat seperti kantong pompa penghembus angin (jaman dahulu orang menggunakan semacam kantong kain sebagai penghembus udara untuk meniup api yang digunakan di tempat penempaan besi atau tembaga). Dalam hal ini bila kantong tersebut tidak digunakan, maka kantong tersebut tidak lebih hanyalah ruang hampa kosong. Tapi bila pompa itu bergerak, maka anginnya akan terus menerus mengeluarkan angin tanpa batas. Sifat dari Tao (Tuhan) adalah seperti kantong ini.
Dan terakhir Laozi juga menyarankan agar sebaiknya manusia tidak terlalu banyak bicara. Tanpa disadari, orang yang banyak bicara menelanjangi kekurangan dan kelemahan diri sendiri. Banyak berbicara biasanya juga karena orang ingin terlihat menonjol atau ingin dianggap lebih baik daripada orang lain. Orang bijak biasanya banyak bertindak dan sedikit berbicara. Sekali berbicara biasanya maknanya sangat dalam. Selain itu jika ada orang yang berselisih atau bertengkar, alangkah baiknya juga kita tidak ikut terlibat di dalamnya. Lebih baik netral dan tidak memberikan komentar.
Komentar