Sudah cukup lama, saya tertarik belajar mengenai Tao Te Cing dan baru tahun ini saya mulai serius mempelajarinya. Sebenarnya saya pernah mendengar beberapa kali penjelasan tentang Dao De Jing ini di vihara Yiguandao tempat saya sembayang dulu, tapi saya tidak pernah benar-benar mengerti penjelasannya karena sepertinya apapun bunyi baitnya, penjelasannya selalu diarahkan dengan narasi dan doktrin versi mereka sendiri. Karena itu saya memutuskan untuk belajar sendiri mengenai Tao Te Cing ini langsung dari teks aslinya. Karena saya sudah menguasai sedikit bahasa mandarin, saya mengartikan tiap kata-katanya langsung dari bahasa mandarinnya dibantu dengan kamus untuk memahami lebih dalam per katanya. Untuk membantu pemahaman, saya membaca beberapa buku penjelasan mengenai Tao Te Cing yang bagus salah satunya adalah buku Dao De Jing Kitab Suci Agama Tao tulisan Dr. I. D. Like Msc dan Dao De Jing The Wisdom of Laozi tulisan Andi Wang. Ada juga beberapa buku terjemahan Dao De Jing berbahasa Inggris yang saya tahu antara lain yang ditulis oleh Philip J. Ivanhoe, Brook Ziporyn, James Legge, Derek Bryce & Leon Wieger, Jonathan Star, Stephen Mitchell, Moss Roberts, Edmund Ryden, L H Boyd, dan masih banyak lagi. Ada puluhan atau bahkan mungkin sampai ratusan terjemahan Tao Te Cing yang ada di luar sana. Saya pribadi cuma menggunakan beberapa buku terjemahan bahasa Inggris sebagai referensi yaitu buku terjemahan Derek Lin, John Minford, Benjamin Hoff, Jwing Ming Yang, Philip J. Ivanhoe, D C Lau, dan Charles Q Wu untuk membantu saya memahami isi dari Tao Te Ching ini. Semua penjelasan berikut ini adalah pemahaman dan tafsir dari saya pribadi yang tentunya belum tentu benar dikarenakan keterbatasan saya sebagai manusia biasa. Langsung saja saya akan mulai terjemahan berikut penjelasannya dimulai dari Bab 1
![]() |
Bab 1 Tao dan Nama
道可道,非常道。名可名,非常名。
“Tao” yang bisa dibicarakan bukanlah “Tao” yang sejati. “Nama” yang bisa diucapkan bukanlah “Nama” yang sejati
無名天地之始;有名萬物之母。
“Wu (Kosong/Tiada)” adalah nama dari sebagai awal terciptanya bumi dan langit
“You (Ada)” adalah nama dari ibunda dari segala yang ada di alam semesta
故常無欲,以觀其妙;常有欲,以觀其徼。
Maka bila sudah tidak ada nafsu keinginan/kemelekatan (wu) baru mampu melihat kebesaran/kemuliaan/keagungan dariNya (Tao)
Jika pikiran masih ada (you) nafsu keinginan/kemelekatan maka hanya akan melihat kulitnya luarnya saja
此兩者,同出而異名,同謂之玄。
Keduanya yaitu “you” (ada) dan “wu”(tidak ada) keluar dari sumber yang sama tapi beda namanya
Keduanya mengandung misteri
玄之又玄,衆妙之門。
Misteri dari segala misteri
Keduanya adalah pintu gerbang dari segala keajaiban/kebesaran/kemuliaan
Penjelasan
Lao Zi memulai kitab Taoteching ini dengan
membahas mengenai Tao (道 dao) dan Nama (名 ming), serta menjelaskan mengenai 無 wu (tidak ada) dan 有 you (ada).
Tao yang Agung di sini maknanya sangat dalam
dan terasa sangat jauh dan tak terbatas sehingga tidak mungkin terjangkau oleh
manusia yang serba terbatas. Tao adalah sesuatu yang tidak terikat pada kondisi,
konsep, syarat atau aturan dan hanya dapat dirasakan secara rohani dan mata
batin yang telah tercerahkan. Dia berada di mana-mana dan sulit menggambarkan
dan menjelaskannya dengan kata-kata. Ini adalah penjelasan paling awal dalam
Tao Te Ching yang menjelaskan mengenai Tao. Banyak cendekiawan dan para
ahli yang menafsirkan Tao berdasarkan kalimat-kalimat awal dalam bab ini.
Walaupun disebut tidak bisa diceritakan dan diberi nama, beberapa mencoba
menafsirkan dan mengartikan Tao. Ada yang mengartikannya sebagai kebenaran
absolut. Ada juga yang mengartikannya sebagai konsep Tuhan yang impersonal.
Tidak seperti agama-agama Abrahamik yang menggambarkan Tuhan sebagai sebuah
sosok yang personal, Tao menurut Laozi tidak seperti itu. Tao ini sering
disebut sebagai alam semesta, hukum alam ataupun sesuatu yang maha agung yang
merupakan sumber dari segalanya. Tao ini adalah sebuah misteri yang sangat
sulit dipahami oleh keterbatasan otak manusia. Karena begitu agungnya dan
mulianya maka tidak ada kata-kata apapun yang bisa dengan tepat menjelaskannya.
Dalam 2 kalimat awal, cukup jelas disebutkan bahwa Tao yang sejati itu tidak
bisa dibicarakan, dan kalau Tao itu sampai punya sebuah nama, sebetulnya itu
pun juga bukanlah Tao. Manusia biasanya menyebut Tuhan dengan Maha Pencipta,
Maha Agung, Maha Esa, Maha Mulia, Maha Besar, dan masih banyak lagi. Semua
kata-kata tersebut sebenarnya juga tidak secara tepat menggambarkan Tao itu
sendiri, tapi hanyalah menunjukkan bagaimana besar dan mulianya Tuhan. Karena
itu pada dasarnya sebenarnya Tao sendiri itu tidak bisa diberi nama tertentu,
tapi dengan sangat terpaksa diberi nama "Tao" oleh Laozi (Bab 25) supaya
orang-orang bisa memahaminya.
Selama ini di dunia ini,
kita sering mendengar penafsiran tentang Sang Pencipta atau Tuhan. Setiap agama
memiliki penafsiran sendiri-sendiri tentang Tuhan. Alhasil, muncul beraneka
ragam penafsiran tentang Tuhan ini. Kadang kala Tuhan dipersonifikasikan
seperti manusia sehingga seakan-akan memiliki rupa dan sifat seperti manusia.
Dia juga dilukiskan punya emosi seperti "senang", "sedih",
"rindu" atau "marah", "suka" atau "tidak suka",
dan sebagainya. Ini sangat bertolak belakang dengan konsep Sang Pencipta
menurut Lao Zi. Tao tidak punya sifat manusia sama sekali. Tao itu tidak
berbentuk, tidak terlihat, tidak terdengar dan tidak bisa dimiliki. Tao adalah yang
maha besar dan merupakan asas totalitas atau substansi yang terwujud dalam segala
fenomena, termasuk makhluk hidup, juga merupakan sumber asal dari setiap awal
dan setiap akhir.
Lao Zi menjelaskan juga
istilah 無 wu (tidak
ada) dan 有 you (ada) di
kalimat selanjutnya. "Ada" itu berasal dari "Tidak Ada".
Langit dan bumi ini berasal dari "Tidak Ada" yang berarti kosong
melompong, tidak ada apa-apa sama sekali. Selanjutnya mulai terbentuklah
semuanya dan "Ada" ini adalah seperti sosok ibu yang kodratnya adalah
melahirkan segala sesuatu. Ini juga adalah gambaran dari hukum alam itu sendiri
yaitu Tao itu sendiri.
Pada kalimat selanjutnya
dijelaskan bahwa orang yang sudah tidak ada nafsu keinginan / kemelakatan lah
yang baru mampu melihat kebesaranNya. Ini sama dengan ajaran Buddhisme, di mana
hanya orang-orang yang sudah tidak memiliki kemelekatan batin lah yang akan
dapat melihat dan memahami misteri dari dunia ini, contohnya adalah Sang
Buddha. Tidak ada nafsu keinginan barulah itu kosong (wu) yang tidak lagi
memunculkan sebab. Sedangkan kalau yang masih banyak nafsu keinginan itulah
yang biasanya menghasilkan niat dan perbuatan (dalam istilah Buddhis disebut
karma). Dan kalau sudah ada perbuatan maka akan tercipta sesuatu, sehingga
menjadi ada (有you). Maka
dikatakan manusia biasa pada umumnya hanya akan melihat luarnya saja karena
memang masih memiliki banyak nafsu keinginan dan kemelekatan.
Maka kalimat terakhir dalam
bab pertama ini menjelaskan mengapa Tao ini disebut sebagai misteri dari segala
misteri dan merupakan sumber dari segala yang ada di dunia ini, karena Tao ini
adalah hukum alam semesta yang bekerja dengan cara yang penuh misteri dan tidak
akan dipahami oleh manusia, sehingga seringkali terlihat seperti keajaiban (妙 miào).
Bab Berikutnya : Bab 2 : Relativitas dan Konsep Wu Wei
Komentar