Berbicara Yiguandao maka kita tidak bisa mengabaikan 太平道 Taiping Dao, sekte Taois yang didirikan oleh 張角 Zhang Jue, pemimpin dari kelompok Yellow Turban di jaman Samkok (200 SM - 220 M). Asal usul kebanyakan sekte dan kelompok keagamaan di Tiongkok saat ditelusuri sebagian besar mengarah ke Taiping Dao ini.
Sekte-sekte di Tiongkok sebagian besar merupakan hasil dari penindasan negara atau penguasa waktu itu. Di antara gerakan-gerakan keagamaan "heterodoks" yang ada, Sekte Teratai Putih (白蓮教 Bailian Jiao) adalah salah satu yang terkenal.
Berasal dari tradisi Buddhis yang sepenuhnya ortodoks, Sekte Teratai Putih akhirnya diberi label heterodoks pada Dinasti Yuan (1271-1368). Sejak saat itu, istilah Bailian Jiao secara umum digunakan oleh para pejabat kekaisaran untuk menyebut semua gerakan yang disebut "heterodoks". Bagi yang suka menonton film kungfu, Sekte Teratai Putih ini juga muncul di salah satu film Jet Lee yang berjudul Once Upon a Time in China II atau dikenal di sini sebagai Kungfu Master II.
Sekte Teratai Putih meramalkan akan kedatangan Buddha Maitreya di masa depan dan bersembayang pada 無生老母 Wusheng LaoMu / "Ibu Tua yang Tidak Melahirkan", atau disebut juga Ibu Suri dari Barat. Selama abad ke-12, seorang biksu Buddha, 茅子元 Mao Ziyuan (c. 1096-1166; nama Dharma: 慈照 Cizhao ), mengembangkan 白蓮宗 Aliran Teratai Putih untuk menghubungkan masyarakat Teratai Putih yang tersebar. Dia mendirikan 蓮懺堂 Kuil Pertobatan Teratai di mana dia mengkhotbahkan ajaran-ajaran Aliran Teratai Putih, yang menjadi dasar dari 白莲敎 Agama Teratai Putih. Agama Teratai Putih ini merupakan gerakan gabungan antara agama Buddha dan Manikheisme yang menekankan pada ajaran-ajaran Maitreya dan vegetarisme yang ketat.
Tradisi keagamaan mulai berkembang di jaman Ming Dinasti (1368-1644), dan 羅清Luo Qing (1443-1527) / Luo Menghong (羅夢鴻 / 羅孟 鴻) yang menulis 五部六冊 Wubu Liuce / "Five Books in Six Volumes" di tahun 1509 adalah salah satu yang menonjol di kala itu. Di kalangan Yiguan Dao, Luo Qing ini adalah maha guru / patriarkh ke-8. Luo Qing adalah yang memperkenalkan konsep ibu suci dengan istilah 無極 wuji. Luo Qing mengadopsi beberapa ideologi dari agama Teratai Putih sebagai dasar teori dan ajarannya. Ajaran Luo ini kemudian dikenal dengan nama 罗道 Jalan Luo / 罗教 Ajaran Luo / 无为教 Wuweiism. Berbagai macam kelompok kepercayaan keselamatan dapat ditelusuri berasal dari ajaran Luo ini, Banyak kelompok keagaamaan yang berdiri dan kebanyakan dari sekte tersebut menyembah 無生老母 Wusheng Laomu. Ide dari ajaran Luo diturunkan oleh para penulis dalam 宝卷 Baojuan.
Di abad ke-16, 應繼南 Yin Ji'nan (1527-1582) dari Zhejiang memulai sebuah aliran independen yang berhasil menyebar ke seluruh provinsi asalnya, Fujian, Jiangxi, dan provinsi-provinsi di selatan sekitarnya. Dia menjadi pemimpin sebuah kelompok Luoisme dan mereformasi aliran tersebut menjadi 老官斋教 Lǎoguān zhāijiào, yang pada abad-abad berikutnya memunculkan aliran 先天道 Xiantiandao. Yin Ji'nan mengorganisir gerakannya ke dalam sebuah hirarki dan mengintegrasikan teologi tentang Maitreya, Wusheng Laomu, dan eskatologi 三阳 Tiga Masa Pancaran ke dalam doktrin-doktrin asli Luoisme melalui pengaruh dari sebuah sekte Hunyuan.
Yiguan Dao sendiri sebenarnya adalah cabang dari Xiantian Dao yang sering disingkat dengan nama (天道 TianDao. Xiantiandao didirikan di Jiangxi pada abad ke-17 dinasti Qing sebagai cabang dari ajaran 老官齋教 Lǎoguān zhāijiào, cabang dari 大乘 Dacheng atau 圆顿 Yuandun yang merupakan cabang dari perkembangan Luoisme di bagian timur. Karena dianggap sebagai heterodoks, Xiantian Dao ditekan pemerintah di awal abad 19 tapi berhasil bertahan. Para penganut Xiantiandao melihat diri mereka sendiri sebagai pelaksana dari misi Ibu Suci dengan melintasi orang-orang dan membimbing mereka di jalan pembinaan yang pada akhirnya akan membawa mereka kembali ke Surga. Pembinaan yang dianjurkan kepada para umatnya dibagi menjadi 內功 nèigōng (pembinaan dalam), 外功 wàigōng (pembinaan luar), yaitu meditasi dan perbuatan baik, sekaligus berbuat kebajikan mengumpulkan pahala dan menyucikan pikiran. Sebagian besar kelompok Xiantiandao sangat bergantung pada 扶乩 Tulisan Roh sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Ibu dan para dewa.
Salah satu cabang Xiantian Dao dipimpin oleh 王覺一 Wang Jueyi. Di kalangan YiguanDao, Wang Jueyi dikenal sebagai maha guru ke-15. Di tahun 1877, berdasarkan titah Ibu Suci dari Tulisan Pasir menunjuk Wang Jueyi sebagai maha guru ke-15. Dan kelompok cabang yang dia pimpin selanjutnya dinamakan 末后一着教 Mohou Yizhujiao (agama akhir jaman). Maha Guru Wang yang mengubah teologis dan ritualnya. membuat kelompoknya berkembang cepat saat itu. Di tahun 1883, pemerintahan Qing mencurigai kelompok ini sehingga menekannya serta membunuh banyak pengikut, termasuk anak sulung dari Maha Guru Wang. Maha Guru Wang hidup bersembunyi sampai meninggal. Xiantian Dao di bawah kepemimpinan Wang Jueyi secara signifikan banyak menggunakan ajaran Konfusius sebagai dasar ajarannya; para praktisi harus mengikuti kitab suci 大學 Dàxué, sementara praktik Taoisme seperti pertapaan dan pengobatan dihapuskan.
Ajaran dilanjutkan oleh 劉清虛 Liu Qingxu yang dikenal di kalangan Yiguan Tao sebagai maha guru ke 16. Di tahun 1905, maha guru ke 16 menggunakan kata-kata Konfusius yang berkata bahwa 吴道一以贯之 "jalan yang saya ikuti adalah jalan yang menyatukan semua" yang selanjutnya menamakan kalangan Tao dengan nama 一貫道 Yiguan Dao. Pengikutnya relatif kecil saat itu. Tidak lebih dari 200 orang.
Situasi mulai berubah setelah 路中一 Lu Zhongyi menjadi maha guru ke 17. Pada tahun 1895, pada usia 46 tahun, beliau dikatakan bermimpi dan Tuhan yang memerintahkannya untuk menjadi murid dari maha guru ke-16 Liu Qingxu. Dia menjadi maha guru ke-17 pada tahun 1905, di Qingzhou. Kalangan Yiguandao mengyakini Lu Zhongyi sebagai maha guru pertama di era Pancaran Putih, era terakhir dari Tiga Pancaran, dia adalah reinkarnasi dari Buddha Maitreya.
Cerita Bersambung di Postingan Berikutnya : YiGuan Dao di China Daratan (1930-1953)
Komentar
Posting Komentar