Sebenarnya aku mempunyai buku ini sejak lebih dari 10 tahun yang lalu. Tapi karena gak sempat baca, jadi ya bukunya tergeletak di rak buku selama bertahun-tahun. Tapi 4 hari lalu, akhirnya saya mulai membacanya. Dan sama dengan buku biografi Merry Riana sebelumnya yang berjudul Mimpi Sejuta Dollar, buku ini benar-benar seru, seperti bukan buku biografi, lebih mirip seperti novel misteri atau fantasi yang bikin penasaran. Kisah hidup Merry Riana mencapai satu juta dollar pertamanya memang sangatlah inspiratif sekaligus sangat menyentuh. Saya saja sebagai pembaca bisa merasakan kobaran semangat Merry, apalagi orang-orang yang mengenalnya, terutama anggota-anggota tim MRO (Merry Riana Organization).
Buku ini berkisah mengenai perjalanan Merry dari seorang Sales yang tidak punya pengalaman apa-apa, bahasa Inggris yang tidak terlalu bagus, tidak bisa berbahasa mandarin, diremehkan banyak orang menjadi Sales dan Manajer terbaik di Singapore dalam hanya beberapa tahun saja. Di buku ini diceritakan bagaimana Merry berjuang habis-habisan sebagai agen Financial di negara orang dan memberikan dampak yang sangat positif kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Cerita yang paling seru dalam buku ini menurutku saat terjadi kejar-kejaran angka penjualan antara MRO dan Perusahaan Chin Sun (pesaing MRO) dalam mencapai penjualan terbaik selama setahun. Perjuangan Merry Riana, Alva bersama dengan tim-nya sangatlah inspiratif dan menyentuh. Ini jadi salah satu buku biografi yang saya paling nikmati saat membacanya. Semoga sukses selalu Merry Riana.
Di kalangan Yiguandao (di Indonesia lebih dikenal dengan Aliran Maitreya), kita sering mendengar kata-kata " 道真理真天命真 " yang artinya adalah Tao sejati, Kebenaran sejati dan Firman Tuhan sejati . Karena 理真 kebenaran sejati sering disebutkan di banyak ceramah yang diadakan di vihara kalangan Yiguandao, para umat Yiguandao akan beranggapan apa yang diceramahkan adalah sebuah kebenaran mutlak yang tidak mungkin salah. Saya pun menyakini demikian selama puluhan tahun. Saya pribadi sebenarnya sudah sejak dulu hobi membaca dan saya adalah tipe orang yang tidak bisa kalau disuruh menelan mentah-mentah sebuah ajaran dan langsung mengyakininya sebagai dasar keyakinan tanpa melakukan crosscek terlebih dahulu. Masalahnya dulu kita punya keterbatasan dalam hal akses sumber literasi. Jaman dulu satu-satunya cara untuk mendapatkan akses ke buku-buku literasi adalah dengan menemukan buku-buku fisiknya. Belum ada internet dan belum ada device-device canggih seperti sekarang. Mendapatkan b...

Komentar