Langsung ke konten utama

Review Buku : Why "A" Students Work for "C" Students and "B" Students Work for the Government: Rich Dad's Guide to Financial Education for Parents

Ini menjadi buku Robert T Kiyosaki keempat yang saya baca. Sebenarnya pada awalnya, saya tidak pernah tertarik untuk membaca buku ini. Tapi saat menjelajah quora beberapa bulan yang lalu, saya membaca sebuah topik menarik yang membahas tentang Mengapa orang yang gagal dalam pendidikan (Nilainya C selama kuliah) biasanya lebih sukses daripada orang-orang yang sukses dalam pendidikan (Nilainya A saat kuliah). Saat saya mencoba untuk melacak darimana sumber teori ini, saya menemukan buku si Robert T Kiyosaki yang berjudul "Why A Students Work for C Students". Itulah yang menyebabkan saya akhirnya memutuskan untuk membaca buku ini.


Secara garis besar, buku ini tidaklah terlalu buruk untuk dibaca. Walaupun bagi saya sebenarnya hanya ada sedikit hal baru yang coba disampaikan oleh Robert di dalam buku barunya ini. Sebagian besar inti sari dari buku ini sama dengan inti sari dari buku-buku dia sebelumnya. Ada cukup banyak penjelasan dalam buku ini yang mengulang teori-teori yang pernah dijelaskannya dalam buku-buku dia sebelumnya, seperti contohnya ajaran dari Rich Dad dan Poor Dadnya, teori 4 Kuadran, konsep aset (asset) dan kewajiban (liabilities) versinya yang berbeda, dll.

Yang membedakan buku ini dengan buku dia sebelumnya mungkin adalah pandangan dan kritik dia tentang sistem pendidikan yang ada di sekolah saat ini dan bagaimana negara Amerika yang semakin lama semakin kehilangan jati dirinya menjadi negara kapitalis. Untuk bagian kritik ini, saya setuju dengan pendapatnya. Memang ada banyak hal yang salah dengan sistem pendidikan saat ini. Kalau di Amerika saja kondisinya seperti itu, apalagi di Indonesia yang sistem pendidikannya masih jauh tertinggal. Sistem pendidikan saat ini memang terlalu fokus untuk mencetak seorang karyawan yang nantinya akan bekerja di perusahaan, bukan menjadi seorang wirausaha. Saya juga setuju dengan pendapat Robert mengenai mental orang-orang Amerika sekarang ini memang didominasi oleh orang-orang yang menuntut haknya ketimbang menciptakan sesuatu yang produktif sehingga bisa menghidupi orang banyak. Akibatnya semakin sedikit orang yang berjiwa Entreprenaur dan lebih banyak orang yang menggantungkan diri dan menuntut pada negara. 

Tapi saya jujur agak kurang setuju dengan tulisan dia yang terlalu oversimplikasi di mana dia menganggap orang-orang yang nilai akademisnya A biasanya hanya akan jadi pegawai dari orang-orang yang nilai akademisnya C. Dari tulisannya dia membuat narasi seolah-olah orang-orang yang nilai akademisnya lebih buruk (atau bahkan Drop Out) kebanyakan lebih sukses daripada orang-orang yang nilai akademisnya baik. Padahal faktanya, ada banyak juga orang2 bernilai A semasa kuliah yang sukses menjadi entrepreneur, dan orang-orang yang bernilai C juga banyak sekali yang menjadi pengangguran dan miskin. Secara jelas, dia tidak punya dukungan data untuk pendapatnya tersebut, terbukti di kalimatnya di Chapter 1 yang isinya :

"I often ask myself how many of these kids finished high school… and how many dropped out? How many went on to college or universtiy…and how many actually graduated?" 

Ya. Ini artinya, dia sama sekali tidak punya dasar apapun berpendapat begitu. Dia hanya mengambil contoh dari beberapa orang yang kerja di Rich Dadnya yang memang kebetulan adalah sarjana-sarjana bernilai A. Dia juga mengambil contoh orang-orang sukses yang kebetulan memang nilai kuliahnya tidak bagus atau bahkan drop out (cherry picking) untuk menguatkan teorinya.

Di Bab 5, dia mengambil beberapa data yang mendukung teorinya tersebut di mana data tersebut bersumber dari buku lain. Dia menyebut 4 sumber sebagai dasar mengapa dia mengatakan siswa dengan nilai bagus cenderung menjadi karyawan, sedangkan yang nilainya jelek cenderung menjadi bos, yaitu :

  1. Di buku Lives of Promise: What Becomes of High School Valedictorians, Professor Arnold menyatakan bahwa Orang yang akademisnya bagus saat SMA biasanya juga akan berprestasi bagus di saat kuliah. Rata2 GPAnya 3.6, dan banyak yang berprofesi menjadi accounting, medicine, law, engineering, dan education.
  2. 95% lulusan Harvard tahun 1940 meneliti bahwa orang dengan score tertinggi tidak menjamin gaji, karier yang lebih baik dibandingkan yang nilainya rendah. Begitu juga dalam tingkat kebahagiaan, hubungan keluarga dan romantisme yg lebih baik.
  3. Di buku The Millionaire Mind, Thomas J. Stanley memberikan statistik mendetail mengenai penelitian apa variabel dari orang yang sukses dalam bisnis dan menjadi super kaya. Ternyata tidak ada sangkut paut antara nilai di sekolah, posisi di kelas, SAT, dengan kesuksesan. 
  4. Sebanyak 33% dari daftar orang terkaya Forbes tidak kuliah bahkan drop out. Rata-rata orang yang dropout itu punya kekayaan jauh lebih besar dari teman kuliah mereka.

Poin 1-3 itu sebenarnya tidak pernah menyimpulkan bahwa orang yang akademisnya kurang bagus punya tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan yang punya akademis baik. Kesimpulan dari 3 poin ini adalah kesuksesan akademis sama sekali tidak menjamin kesuksesan di masa depan. Tapi bukan berarti orang yang akademisnya jelek punya kemungkinan sukses lebih besar. 

Sedangkan untuk poin nomor 4 Robert menyebutkan bahwa  yang drop out itu punya kekayaan lebih tinggi dibanding teman2 kuliahnya yang punya nilai lebih baik. Saat saya mencoba melakukan verifikasi terhadap hasil penelitian ini, saya tidak bisa menemukannya. Tidak pernah ada penelitian yang menghasilkan statistik yang mengukur tingkat kesuksesan dan kekayaan dari mahasiswa-mahasiswa yang nilainya C dibandingkan dengan mahasiswa-mahasiswa yang nilainya A. Penelitian yang saya temukan hanyalah meneliti orang2 yang masuk dalam daftar 100 orang terkaya di dunia saja, bukan ke masyarakat umum. Salah satunya adalah artikel dari The Forbes berikut ini

Doctorate, Degree or Dropout: How Much Education It Takes To Become A Billionaire (forbes.com)

Di artikel tersebut disebutkan bahwa 84% dari 400 orang terkaya di Amerika itu memiliki gelar sarjana atau lebih tinggi, dan kebanyakan dari mereka itu lulus dari universitas yang super elit. Jadi saya cukup bingung mengapa Robert bisa menyebut bahwa rata-rata orang yang dropout punya kekayaan lebih besar dari teman kuliah mereka. 

Kalau bagi saya pribadi entah siapapun anda baik mahasiswa bernilai A maupun C, posisi anda akan sama bila anda tidak belajar dan mengasah skill-skill yang dimiliki oleh orang-orang sukses (Skill yang kebanyakan tidak diajarkan di kampus). Jadi sangatlah bodoh, jika kita sebagai mahasiswa yang lulus dengan nilai pas-pasan terus merasa bahwa kita lebih unggul daripada mereka-mereka yang nilainya A hanya karena buku ini mengatakan begitu. It's stupid. Yang saya tahu, banyak sekali orang-orang di sosial media yang menggunakan teori yang disampaikan dalam buku ini agar bisa bermalas-malasan dan gak perlu rajin-rajin kuliah. Karena mereka merasa mahasiswa nilai C nantinya bakal lebih unggul daripada mahasiswa nilai A. Ini pendapat yang menurutku ngawur sekali. 

Fakta yang sebenarnya adalah : Siswa “C” biasanya terpaksa berwirausaha karena mereka memang tidak punya pilihan lain, mereka lebih sulit diterima kerja saat melamar menjadi karyawan atau mereka juga kesulitan menjadi seorang profesional karena pengetahuan dan skillnya kurang memenuhi syarat. Sementara itu siswa "A" punya pilihan apakah ingin berwirausaha, menjadi seorang profesional atau mau bekerja di perusahaan. Jadi kalau dibilang kebanyakan siswa "C" kebanyakan jadi bos sementara siswa "A" tidak, ini jelas-jelas pernyataan ngawur yang tidak berdasar. Kenyataannya banyak sekali siswa "C yang pengangguran dan jadi beban keluarga, sementara itu ada banyak sekali siswa" A" yang sukses menjadi bos perusahaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemahan dan Penjelasan 彌勒救苦真經 Mi Le Jiu Ku Zhen Jing (Sutra Buddha Maitreya Menyelamatkan dari Penderitaan)

Pada kesempatan ini, saya akan membagikan terjemahan bahasa Indonesia dari kitab suci  彌勒救苦真經  Mi Le Jiu Ku Zhen Jing, salah satu kitab suci yang paling sering dibaca oleh para pengikut Yiguandao di vihara mereka. Terjemahan ini adalah hasil terjemahan saya pribadi dengan mengacu dari arti huruf per huruf-nya dan tentunya dibantu dengan referensi beberapa hasil terjemahan dari beberapa kalangan Yiguandao. Terjemahan dan penjelasan saya di sini bukanlah apa yang saya yakini secara pribadi, melainkan adalah arti dan makna dari kalimat per kalimatnya berdasarkan apa yang diyakini oleh kalangan Yiguandao. 

Studi tentang Yiguandao (Bagian 1) - Tiga Masa Pancaran 三陽

Di kalangan Yiguandao (di Indonesia lebih dikenal dengan Aliran Maitreya), kita sering mendengar kata-kata " 道真理真天命真 " yang artinya adalah Tao sejati, Kebenaran sejati dan Firman Tuhan sejati . Karena 理真 kebenaran sejati sering disebutkan di banyak ceramah yang diadakan di vihara kalangan Yiguandao, para umat Yiguandao akan beranggapan apa yang diceramahkan adalah sebuah kebenaran mutlak yang tidak mungkin salah.  Saya pun menyakini demikian selama puluhan tahun. Saya pribadi sebenarnya sudah sejak dulu hobi membaca dan saya adalah tipe orang yang tidak bisa kalau disuruh menelan mentah-mentah sebuah ajaran dan langsung mengyakininya sebagai dasar keyakinan tanpa melakukan crosscek terlebih dahulu. Masalahnya dulu kita punya keterbatasan dalam hal akses sumber literasi. Jaman dulu satu-satunya cara untuk mendapatkan akses ke buku-buku literasi adalah dengan menemukan buku-buku fisiknya. Belum ada internet dan belum ada device-device canggih seperti sekarang. Mendapatkan b...

Terjemahan dan Penjelasan Daodejing 道德經 (Bab 1) Tao dan Nama

Sudah cukup lama, saya tertarik belajar mengenai Tao Te Cing dan baru tahun ini saya mulai serius mempelajarinya. Sebenarnya saya pernah mendengar beberapa kali penjelasan tentang Dao De Jing ini di vihara Yiguandao tempat saya sembayang dulu, tapi saya tidak pernah benar-benar mengerti penjelasannya karena sepertinya apapun bunyi baitnya, penjelasannya selalu diarahkan dengan narasi dan doktrin versi mereka sendiri. Karena itu saya memutuskan untuk belajar sendiri mengenai Tao Te Cing ini langsung dari teks aslinya. Karena saya sudah menguasai sedikit bahasa mandarin, saya mengartikan tiap kata-katanya langsung dari bahasa mandarinnya dibantu dengan kamus untuk memahami lebih dalam per katanya. Untuk membantu pemahaman, saya membaca beberapa buku penjelasan mengenai Tao Te Cing yang bagus salah satunya adalah buku Dao De Jing Kitab Suci Agama Tao tulisan Dr. I. D. Like Msc dan Dao De Jing The Wisdom of Laozi tulisan Andi Wang . Ada juga beberapa buku terjemahan Dao De Jing berbahasa I...