Langsung ke konten utama

Pengalaman Saya Sembuh dari Batu Empedu tanpa Operasi (Part 1)

Beberapa bulan terakhir, saya sedikit dipusingkan mengenai masalah kesehatan. Awalnya saya tidak tahu kalau saya adalah penderita batu empedu. Sebenarnya sakit yang saya alami di perut bagian atas ini sudah terjadi sekitar 1 tahun lalu. Awalnya saya mengira ini hanyalah sakit kram otot atau masalah lambung saja. Frekuensi kambuhnya (kholik) pun dulu tidak sering (hanya sekitar 1 kali setiap beberapa bulan). Ciri-ciri sakit yang saya alami adalah perasaan nyeri yang sangat hebat di daerah perut kanan atas (daerah ulu hati), dan ini terjadi pada saat malam hari sekitar jam 10 malam sampai jam 5 pagi. Namun, seiring dengan waktu, frekuensi sakitnya menjadi lebih sering. Puncaknya adalah pada bulan Agustus kemarin. Saat saya sedang asyik traveling ke Bali bersama keluarga, tiba-tiba kholik-nya kambuh. Sedihnya, kholik yang terjadi saat itu bertepatan dengan hari ulang tahun saya. Dan tidak seperti biasanya sakitnya yang biasanya hilang pada pagi hari, kholik saat itu bertahan sampai sepanjang hari dan baru hilang pada waktu menjelang malam.


Karena penasaran dengan sakit saya, akhirnya saya pun mulai berobat ke dokter. Karena dugaan awal saya adalah kram otot, maka saya pun tidak ke dokter spesialis pencernaan. Dokter yang memeriksa saya saat itu mengatakan sakit saya kemungkinan adalah lambungnya yang terluka atau kram otot. Saat itu saya diberikan obat untuk kedua sakit tersebut. Namun tidak sampai 3 hari saya ke dokter, ternyata kholik saya kambuh lagi. Saat itu saya pun langsung mengambil kesimpulan, bahwa ini bukanlah kram otot atau penyakit lambung biasa. Saat sedang kholik, Papa saya yang melihat keadaan saya berkata “Penyakit lambung tidak seperti ini, ini kayanya adalah batu empedu“. Berbekal omongan papa saya, saya pun langsung pergi ke dokter spesialis pencernaan di Malang. Saat di-USG, ternyata ketahuan bahwa saya memang positif mengidap batu empedu. Saat itu pun saya diberikan obat untuk menghancurkan batu dan disuruh balik seminggu kemudian. Obat yang diberikan kepada saya saat itu salah satunya adalah Urdafalk (Obat ini biasanya adalah obat yang disarankan oleh para dokter terhadap pasien batu empedu). Obat-obat untuk batu empedu ini bisa dibilang cukup mahal. Total biaya dokter + obat saya untuk diminum 1 minggu sekitar 2 juta. Saya pun mulai meminum obat pemberian dokter dan kholik pun tidak terjadi selama seminggu. Dugaan saya waktu itu, pengobatannya kelihatannya berhasil. Seminggu kemudian saya balik ke dokter tersebut dan di-USG lagi. Ternyata setelah di-USG, batu saya ternyata masih ada dan akhirnya diberikan obat lagi selama 3 minggu ke depan. Total biaya dokter + obat saat itu adalah sebesar 2.5 juta. Jadi kalau ditotal, biaya yang sudah saya keluarkan sudah 5 juta lebih.
Setelah kira-kira 2 minggu lamanya, ternyata kholik-nya mulai kambuh lagi. Pada saat itulah saya mulai frustasi dan beranggapan bahwa pengobatan dokter ini ternyata tidak membantu apa-apa. Pada akhirnya saya memutuskan untuk berganti dokter yang ada di Surabaya. Di dokter Surabaya, sebenarnya saya sudah membawa hasil tes darah saya. Tapi dokter pun menyuruh saya untuk tes lagi yaitu tes indoskopi dan tes darah lagi dengan biaya sekitar 5 juta rupiah. Karena tes yang dilakukan biayanya cukup mahal, saya pun tidak kembali ke dokter tersebut dan mencoba cara lain untuk mengobati batu empedu ini. Sekembalinya ke Malang, saya coba USG sendiri di Lab dan menemukan bahwa batu di empedu saya ternyata masih banyak.
Pada akhirnya saat saya searching di internet, saya menemukan thread milik bro Nacka di kaskus yang menyebutkan bahwa mertuanya bisa sembuh dari batu empedu tanpa operasi. Cara pengobatannya pun relatif aman karena menggunakan obat-obatan herbal. Segera saja saya meminta no HP Pak Sisil yang bisa membuat obat-obatan herbal tersebut. Beruntung sekali, waktu saya menelepon Pak Sisil, posisi beliau sedang di Surabaya untuk mengobati pasien. Dan kebetulan waktu saya menelepon, nyeri batu empedu saya (kholik) sedang kambuh. Dan karena hari itu kebetulan papa saya juga lagi berada di Surabaya untuk kerjaan, maka akhirnya saya janjian dengan pak Sisil supaya Papa saya bisa mengambil obat ramuannya di tempat pak Sisil menginap. Pak Sisil ini orangnya asyik juga, enak diajak ngobrol. Dan orangnya baik bener. Saya tanya apa aja selalu dijawab. Dan menurut saya, pak Sisil ini orangnya benar-benar berniat menolong orang sampai sembuh. Gak seperti dokter-dokter yang biasanya banyak menghabiskan uang pasiennya tapi belum pasti bisa sembuh atau tidak. Papa saya yang bertemu dengan pak Sisil secara langsung juga bilang, pak Sisil orangnya ramah sekali dan enak diajak ngomong. Papa saya juga sempat bertanya-tanya mengenai Asam Urat ke pak Sisil, dan beliau memberitahukan resepnya secara langsung ke Papa saya tanpa adanya biaya.
Mulai besoknya, saya mulai menjalankan terapi yang diajarkan oleh pak Sisil. Terapi yang diberikan pak sisil ini berlangsung selama 7 hari normalnya. Dan ada 3 ramuan yang diberikan oleh pak Sisil. Ramuan pertama diminum selama 5 hari berturut-turut. Sedangkan ramuan kedua dan ketiga diminum pada hari ke-6.
Awalnya saya sungguh tidak yakin apakah benar dengan meminum ramuan begitu saja bisa keluar batu empedunya. Tapi karena saya juga sudah sedikit frustasi dengan sakit yang tidak kunjung sembuh ini, maka tidak ada salahnya saya mencobanya sebelum menempuh jalur operasi pengangkatan kantung empedu seperti yang kebanyakan orang lakukan. Saya pribadi juga kurang begitu sreg untuk menempuh jalur operasi, karena saat searching di internet, ternyata saya menemukan ada banyak sekali orang-orang yang setelah diangkat kantung empedunya malah menghadapi masalah-masalah pencernaan lain setelah operasi. Selain itu setelah saya tanyakan ke beberapa dokter internist kenalan saya, saya pun baru tahu bahwa orang yang tidak punya kantung empedu akan menghadapi resiko munculnya tumor, kista, kanker, miom, stroke, dll yang jauh lebih besar daripada orang yang masih punya kantung empedu. Efeknya pun baru akan dirasa setidaknya di atas 10 setelah operasi. Hal ini disebabkan karena filterisasi pengolahan bilirubin dan bakteri kolesterol sudah tidak ada lagi, sehingga semuanya akan tersimpan penuh pada liver. Sehingga liver menyebarkan bakteri kolestrol tersebut ke seluruh aliran darah yang mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit baru yang saya sebut di atas.
Oleh karena itulah saya positif untuk mencoba terapi pak Sisil ini terlebih dahulu, walaupun bisa dibilang biayanya termasuk sangat mahal (Biaya total lebih dari 10 juta rupiah) untuk ukuran saya. Ramuan yang pertama (berwarna kuning) menurut saya cukup enak diminum karena minumnya dicampur dengan sari apel. Saya meminum secara rutin ramuan pertama selama 5 hari 5 kali dan menjalankan pantangan makanan yang diberikan oleh pak Sisil. Menurut pak Sisil, ramuan ini adalah untuk proses perlindungan dinding organ sekitar empedu serta pengikisan batu empedu supaya tidak tajam.
Pada hari keenam, saya pun berpuasa malam harinya dan meminum ramuan kedua (bewarna putih) jam 6 sore dan jam 8 malam sesuai petunjuk pak Sisil. Rasanya sedikit pahit. Setelah minum ramuan kedua, perut saya mulai terasa mulas. Menurut pak sisil, ramuan ini adalah untuk proses pengikisan batu supaya mengecil. Selanjutnya, pada jam 10 malam saya juga harus meminum ramuan ketiga (berwarna biru). Isi dari ramuan ini sebenarnya berwarna kuning juga. Kalau diperhatikan seperti ada minyak di dalam ramuannya. Ramuan ketiga ini rasanya kecut dan menurut saya paling tidak enak diminum di antara ketiga ramuan. Setelah meminum ramuan terakhir ini, perut saya jadi terasa seperti diaduk-aduk. Saya pun mencoba tidur setelah itu. Walaupun sangat sulit untuk tidur, pada akhirnya saya berhasil tertidur dan bangun jam 6 pagi.
Saat itu perut saya sudah terasa sangat mulas, dan saya pun akhirnya berhasil buang air besar (BAB). Pada BAB pertama, saya tidak menemukan adanya satu pun batu yang keluar. Pada saat itu saya mulai ragu kalau pengobatan ini ternyata sama saja, tidak berhasil. Namun tidak lama setelah itu, karena perut saya mulas terus, saya pun berturut-turut BAB. Dan mulai BAB kedua dan seterusnya, batu-batu berwarna hijau akhirnya keluar juga. Batu yang keluar ini mudah dikenali karena mengapung di air. Kalau dihitung total ada sekitar hampir 50-an batu yang keluar. Saya sendiri hanya mengambil batu yang besar-besar saja, karena sebagian besar batunya berukuran sangat kecil. Batu terbesar yang keluar adalah sekitar sepanjang 1,5 cm. Berikut adalah penampakannya.



Hari itu, saya sedikit lemas, karena pengeluaran secara terus menerus. Dan ada beberapa perubahan dalam tubuh saya. Mata saya berwarna kuning seperti terkena sakit kuning, dan air kencing saya berwarna kuning sekali, padahal saya banyak sekali minum air. Setelah saya tanyakan ke pak Sisil, ternyata itu adalah bilirubin dan kolestrol yang tersumbat di hati akibat batu empedu. Dengan keluarnya bilirubin dan kolestrol tersebut, saya jadi terbebas dari penyakit hepatitis dan siriosis hati.
Saya sangat lega hari itu karena pengobatannya ternyata berhasil, tapi saya sendiri belum sempat untuk tes USG lagi untuk memastikan tidak ada sisa batu dalam kantung empedu saya. Selain itu saya juga harus tes MRCT untuk memastikan bahwa liver saya tidak terdapat banyak lemak (fatty liver) agar batu tidak mudah terbentuk kembali. Dan berdasarkan penjelasan pak Sisil, batu empedu ini biasanya cukup jarang bisa dibersihkan total dalam 1 x terapi. Selain itu, batu empedu ini sangat mungkin terbentuk kembali kalau kita tidak menjaga pola makan dan olah raga teratur. Sejak hari pengeluaran yaitu tepatnya 3 hari yang lalu, badan saya masih saja lemas dan nafsu makan saya hilang. Selain itu bagian perut sebelah kanan juga terasa sedikit tidak enak walaupun tidak sakit. Menurut pak Sisil, itu adalah efek yang normal setelah pengeluaran batu. Tapi hari ketiga ini, kesehatan saya berangsur-angsur mulai pulih. Nafsu makan sudah mulai ada walaupun belum pulih benar. Dan rasa tidak enak di perut bagian kanan sudah hilang. Ya semoga kesehatan saya segera pulih dan bisa segera melanjutkan aktivitas seperti biasanya.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemahan dan Penjelasan 彌勒救苦真經 Mi Le Jiu Ku Zhen Jing (Sutra Buddha Maitreya Menyelamatkan dari Penderitaan)

Pada kesempatan ini, saya akan membagikan terjemahan bahasa Indonesia dari kitab suci  彌勒救苦真經  Mi Le Jiu Ku Zhen Jing, salah satu kitab suci yang paling sering dibaca oleh para pengikut Yiguandao di vihara mereka. Terjemahan ini adalah hasil terjemahan saya pribadi dengan mengacu dari arti huruf per huruf-nya dan tentunya dibantu dengan referensi beberapa hasil terjemahan dari beberapa kalangan Yiguandao. Terjemahan dan penjelasan saya di sini bukanlah apa yang saya yakini secara pribadi, melainkan adalah arti dan makna dari kalimat per kalimatnya berdasarkan apa yang diyakini oleh kalangan Yiguandao. 

Studi tentang Yiguandao (Bagian 1) - Tiga Masa Pancaran 三陽

Di kalangan Yiguandao (di Indonesia lebih dikenal dengan Aliran Maitreya), kita sering mendengar kata-kata " 道真理真天命真 " yang artinya adalah Tao sejati, Kebenaran sejati dan Firman Tuhan sejati . Karena 理真 kebenaran sejati sering disebutkan di banyak ceramah yang diadakan di vihara kalangan Yiguandao, para umat Yiguandao akan beranggapan apa yang diceramahkan adalah sebuah kebenaran mutlak yang tidak mungkin salah.  Saya pun menyakini demikian selama puluhan tahun. Saya pribadi sebenarnya sudah sejak dulu hobi membaca dan saya adalah tipe orang yang tidak bisa kalau disuruh menelan mentah-mentah sebuah ajaran dan langsung mengyakininya sebagai dasar keyakinan tanpa melakukan crosscek terlebih dahulu. Masalahnya dulu kita punya keterbatasan dalam hal akses sumber literasi. Jaman dulu satu-satunya cara untuk mendapatkan akses ke buku-buku literasi adalah dengan menemukan buku-buku fisiknya. Belum ada internet dan belum ada device-device canggih seperti sekarang. Mendapatkan b...

Terjemahan dan Penjelasan Daodejing 道德經 (Bab 1) Tao dan Nama

Sudah cukup lama, saya tertarik belajar mengenai Tao Te Cing dan baru tahun ini saya mulai serius mempelajarinya. Sebenarnya saya pernah mendengar beberapa kali penjelasan tentang Dao De Jing ini di vihara Yiguandao tempat saya sembayang dulu, tapi saya tidak pernah benar-benar mengerti penjelasannya karena sepertinya apapun bunyi baitnya, penjelasannya selalu diarahkan dengan narasi dan doktrin versi mereka sendiri. Karena itu saya memutuskan untuk belajar sendiri mengenai Tao Te Cing ini langsung dari teks aslinya. Karena saya sudah menguasai sedikit bahasa mandarin, saya mengartikan tiap kata-katanya langsung dari bahasa mandarinnya dibantu dengan kamus untuk memahami lebih dalam per katanya. Untuk membantu pemahaman, saya membaca beberapa buku penjelasan mengenai Tao Te Cing yang bagus salah satunya adalah buku Dao De Jing Kitab Suci Agama Tao tulisan Dr. I. D. Like Msc dan Dao De Jing The Wisdom of Laozi tulisan Andi Wang . Ada juga beberapa buku terjemahan Dao De Jing berbahasa I...